I dont think that there is any other quality so essential
to success of any kind as the quality of perseverance. It overcomes
almost everything, even nature.” Jhon D. Rockefeler.
Kekuatan besar itu ada dalam diri kita, terletak pada pikiran dan
perasaan. Seseorang besar karena memiliki pemikiran yang besar, dan
senantiasa memiliki perasaan yang sejalan dengan kehendak Yang Maha
Besar, yaitu perasaan yang senantiasa bersyukur walau sempit, senang
tanpa berkeluh kesah, dan yakin kalau dirinya adalah pribadi mulia dan
besar. Kitalah mahakarya Sang Maha Besar, yang diciptakan dengan bentuk
sempuna.
Seseorang yang membesarkan pikirannya akan menjadi besar, dan siapa
saja yang membesarkan perasaannya akan menjadi besar. Bukan kerdil dalam
pemikiran, dan bukan sempit dalam berperasaan.
pikiran dan
perasaan harus sejalan. Tidak bisa terpisah antara keduanya. Pikiran
boleh berapi-api, tapi jika terikat dengan perasaan ciut, maka hasilnya
sama dengan dikalikan nol. Begitupun sebaliknya. Berpikirlah besar dan
ikat itu dengan perasaan senang dan optimis, maka alam pikiran itu akan semakin cepat terwujud.
Pikiran
digunakan untuk menyerap pengetahuan. Belajarlah. Bacalah, bacalah.
Jepang menjadi bangsa yang sangat cepat bangkit dari keterpurukan
bencana alam dan perang dunia II (setelah Herosima dan Nagasaki di
bombardir Amerika), karena semangat mereka yang besar dalam menimba ilmu
pengetahuan, dan cepat sekali mereka belajar dari kawan bahkan dari
musuh-musuh mereka. Mereka punya pemimpin besar dengan pemikiran besar
dan berjiwa Kstaria. (Baca Restorasi Meiji setelah Jepang dikuasia Rezim
Tokugawa dan upaya-upaya Jepang bangkit Pasca Perang Dunia I dan II ).
Perasaan digunakan untuk senantiasa yakin bahwa apa yang kita
pikirkan akan mewujud. Yakin, syukur, ikhlas, semuanya menyangkut
perasaan. Berdoalah: ungkapkan pemikiranmu secara maupun bisikan lembut
dihatimu, giatkan kerja keras dan kerja cerdasmu, kemudian serahkan
semua pada Tuhan. Terkadang, kita sendiri yang tidak ikhlas dengan doa
kita. Kita sendiri yang tidak mengijinkan doa kita mewujud melalui
pikiran kerdil dan perasaan ragu. Perasaan juga identik dengan
kebersihan hati. Hati yang senang melihat orang lain senang adalah
kekuatan dahsyat. Berapa banyak orang yang kemudian terpuruk karena iri
dan dengki yang dia pelihara dalam hati sehingga hidupnya hanya berkeluh
kesah, fokus pada kejengkelan akan keberhasilan orang lain, sibuk
menjegal tanpa dasar visi ilahiah, dan terus menyalahkan keadaan dan
orang lain. Ujung-ujungnya banyak penyakit yang menggerogoti fisiknya.
Sungguh golongan yang merugi.
Kita lahir sempurna.
Tak ada stempel makmur dan tidak makmur di jidat kita. Yang kemudian
membuat seseorang makmur atau tidak makmur, adalah kebesaran tekad untuk
mau belajar. Ilmu pengetahuanlah yang kemudian membedakan apakah kita
akan makmur atau tidak makmur, kaya atau miskin. Ilmu pengetahuan
meninggikan derajat seseoarang. Ilmu pengetahuan menjadi bekal untuk
membuat pikiran dan perasaan seseorang menjadi besar atau kerdil. Siapa
yang tidak mau belajar, lambat dalam belajar, maka dia akan jauh
tertinggal.Semua orang berhak untuk sukse dan makmur!
Salam Semangat Setiap Hari!^^
0 comments:
Post a Comment